Berdiri di atas bukit cinta, melepaskan pandangan jauh kearah timur, tampak Danau Ranu Kumbolo di Gunung Semeru. lembah danau yang dihiasi tenda-tenda para pendaki dan penikmat keindahan alam. Menengok kearah selatan dari balik Gunung Kepolo tampak Puncak Mahameru dengan kawahnya Jongring Saloka yang mengepulkan asap putih. Perjalanan masih cukup jauh untuk menuju puncak Mahameru. Masih dibutuhkan waktu antara 7 – 10 jam dari tempat kami mendirikan tenda. Tidak sekarang, tapi suatu saat nanti kami pasti datang kembali untuk menapaki puncak Mahameru.
Perjalanan Menuju Ranu Pani
Perjalanan hari pertama, kami awali dengan berangkat dari desa Tumpang menggunakan jip terbuka menuju ke desa Ranu Pani. Kami berangkat siang hari dengan menempuh perjalanan +/- 40 menit. Dalam perjalanan kami berhenti sejenak diarea Jemplang, desa Ngadas. Jemplang merupakan pertemuan jalur darat dari arah desa Ngadas dan jalur lautan pasir Bromo. Ditempat ini kami bisa menikmati pemandangan Gunung Bromo dari sisi barat daya. Meskipun hanya sedikit terlihat padang pasir Gunung Bromo, namun tidak mengurangi keindahan. Pemandangan Gunung Bromo dengan padang savananya, meskipun tertutupi kabut.
Setelah 20 menit meninggalkan area Jemplang, kami sampai dipenginapan didesa Ranu pani. Penginapan tersebut terletak tepat didepan gereja kecil. kami yang bersepuluh orang bermalam dipenginapan kecil yang sederhana. Penginapan yang dilengkapi perapian, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, serta penerimaan yang ramah dari pemilik penginapan. Rumah penginapan kecil yang nyaman untuk kami beristirahat sejenak. Setelah cukup lelah menempuh penerbangan pagi Bali – Surabaya dan perjalanan darat Surabaya – Malang - Tumpang - Ranupani.
Bermalam Di Ranu Pani sebelum ke Ranu Kumbolo
Meskipun sedikit lelah, sore ini kami masih menyempatkan diri mengantar dan mendampingi teman-teman kami. Yang akan melakukan persembahyangan terlebih dahulu di Pura Rondo Kuning Ranupani. Mengucapkan terimakasih dan memohon keselamatan, agar perjalanan yang telah kami rencanakan tidak menemui hambatan dan dapat kembali pulang tanpa kekurangan suatu apapun.
![]() |
Pura Rondo Kuning di Ranu Pani |
Setelah persembahyangan usai, sore itu kami masih menyempatkan diri untuk berjalan. Menikmati keindahan 2 danau yang letaknya tidak terlalu jauh dari penginapan, Danau Ranu Pani yang mempunyai luas +/- 5,6 Ha dan, Danau Ranu Regulo mempunyai luas +/- 3,5 Ha, pada ketinggian 2200 mdpl.
![]() |
pesona danau Ranu Regulo |
Saat
malam tiba, suasana pedesaan yang tenang dan dingin, tidak menyurutkan kami
untuk sekedar duduk bersama menghangatkan diri di depan perapian. Sambil
bercanda dan mendiskusikan persiapan perjalanan ke Ranu Kumbolo keesokan harinya.
Pagi hari dihari kedua, setelah mandi, kami melakukan packing. Memastikan semua perlengkapan dan kebutuhan, serta persiapan administrasi. Pendakian ini kami lakukan ditahun 2016, dimana tahun tersebut masih belum tersedia akses booking online. sehingga kami harus mengurus administrasi ijin pendakian dipos pendakian Ranu Pani. Namun saat ini pendaftaran ijin pendakian dapat dilakukan booking online. Saat ini jika kita hendak melakukan perjalanan ke Ranu Kumbolo atau pendakian ke puncak Gunung semeru dapat mengakses website bookingsemeru.
Setelah memastikan semua keperluan dan perlengkapan kami siap, kami pun segera menuju pos pendakian. Di pos pendakian setelah semua perijinan dan briefing selesai, kami berkumpul di Base Camp Coffee yang dikelola oleh teman lama kami cak Mendhol. Di tempat ini kami akan memulai perjalanan kami. Dimulai dengan doa bersama terlebih dahulu dan saling mengingatkan bahwa tujuan kami adalah pulang dengan selamat.
Menuju Ranu Kumbolo
Perjalanan ke Ranu Kumbolo dari Base Camp Ranu Pani Menuju Pos 1
Perjalanan kami mulai dari base camp Ranu Pani melewati jalan aspal yang membelah area pertanian warga. Menuju gerbang pendakian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
![]() |
menuju Ranu Kumbolo lewat gerbang TNBTS |
Dari
gerbang pendakian, kami menyusuri jalan di pinggiran tanah pertanian menaiki
bukit menuju ke pos 1. Sepanjang perjalanan menuju pos 1 kami masih berjalan diantara
lahan pertanian, baru awal perjalanan kami menemui jalan menanjak yang dijuluki
dengan “Tanjakan Kaget”. Tanjakan ini mempunyai kemiringan +/- 65 derajat,
sehingga kami yang dari awal melewati jalanan landai harus mengeluarkan ekstra
tenaga menaiki tanjakan tersebut. Mungkin ini alasan kenapa dijuluki “tanjakan
kaget”. Tanjakan kaget terlewati , selanjutnya kami menyusuri jalan tanah yang
tidak terlalu menanjak.
Kemudian kami melewati pohon tumbang dan menyusuri jalan paving sebagai patokan menuju ke pos 1. Setelah menempuh perjalanaan 1 jam 15 menit yang seharusnya bisa ditempuh dalam 1 jam, dan melewati tanjakan terakhir. Akhirnya kami sampai ke pos 1 untuk beristirahat dan makan siang. Di Pos I ini biasanya kita temui warga Ranu Pani yang menjual makanan ringan dan buah dengan harga yang cukup terjangkau.
Perjalanan ke Ranu Kumbolo dari Pos 1 ke Pos 2
Jalur menuju pos 2 tidak berbeda jauh dengan jalur menuju pos 1 dan jarak perjalanan lebih dekat. Setelah menyusuri jalan paving bercampur dengan jalan setapak tanah, mulai terlihat lebatnya vegetasi disebelah tebing dan jurang. Perjalanan naik turun tidak terlalu menanjak sehingga tidak terlalu menguras tenaga. Setelah +/- 40 menit akhirnya kami sampai di Pos 2 dan beristirahat sejenak.
Perjalanan ke Ranu Kumbolo dari Pos 2 ke Pos 3
Perjalanan menuju pos 3 ini cukup jauh dengan vegetasi yang lebih lebat dan daerah yang rawan longsor. Setelah setengah perjalanan menuju pos 3 ini terdapat jalan yang longsor, sehingga kami harus berhati2 berjalan dengan berpegangan pada tali yang sudah disiapkan didinding lembah. Namun info terakhir pada awal 2019, sudah dibangun jembatan berwarna merah yang melintasi area longsor ini menjadi lebih aman untuk dilewati.
Selama perjalanan menuju pos 3 akan kita lewati daerah bernama “Watu Rejeng” yang berarti batu berjejer, dinamakan Waru Rejejng karena di sana terdapat tebing yang batunya seperti berjejer, tepat di sisi kiri kami. ketika angin berhembus kencang menerpa tebing watu rejeng, menimbulkan suara yang gemuruh dan terkadang terdengar seperti bunyi orang bersiul. Setelah menempuh waktu kurang lebih sekitar 1 jam dari waktu yang seharusnya bisa ditempuh +/- 45 menit, akhirnya kami sampai di Pos 3 untuk berhenti dan beristirahat sejenak. Udara terasa mulai bertambah dingin dengan sedikit kabut yang melintasi disepanjang perjalanan.
Perjalanan ke Ranu Kumbolo Pos 3 ke Pos 4
10 menit cukup kami beristirahat, dan melanjutkan perjalanan menuju pos 4. Memulai pos 3 terdapat jalan menanjak dengan kemiringan +/- 70 derajat dan jalan tanah yang agak licin, namun pada tanah tanjakan di kiri dan kanan terdapat pijakan seperti tangga sehingga cukup membantu untuk menapaki jalan tanjakan sejauh +/- 20 meter tersebut. Tanjakan ini cukup menguras tenaga, namun setelah tanjakan tadi dilalui, berikutnya jalan cukup landai yang sedikit menurun sehingga kaki terasa lebih ringan. Berjalan dengan diterpa kumpulan awan dan percikan air awan diwajah membuat menjadi semangat kembali menulusuri jalan menuju pos 4. Menempuh jalan landai menurun +/- 40 menit dari kejauhan sudah tampak danau Ranu Kumbolo, membuat kami semakin mempercepat langkah kami.
Kami berhenti sejenak untuk menikmati danau Ranu Kumbolo dari jauh, dengan kabut tipis yang menyelimuti, kami bergegas meneruskan perjalanan kami menuju pos 4. Sekitar 10 menit kemudian dari tempat kami berdiri tadi, kami sudah sampai ke Pos 4. Dari sini Danau Ranu Kumbolo terlihat jelas dan indah diliputi kabut tipis, membayar semua keletihan kami.
Perjalanan ke Ranu Kumbolo dari pos 4 ke Danau Ranu Kumbolo
![]() |
Pos 4 Ranu Kumbolo Gunung Semeru |
Tidak perlu menunggu lama lagi kami segera
bergegas melanjutkan perjalanan menuju danau Ranu Kumbolo. Dari pos 4 jalan
mulai menurun dan beberapa meter dari pos 4 terdapat turunan yang cukup tajam,
sehingga kami harus sangat berhati-hati. Beruntungnya cuaca cerah, bisa
dibayangkan turunan ini akan cukup licin apabila kondisi sedang atau setelah
hujan. Setelah melewati perjalanan +/- 30 menit, akhirnya kami sampai di
pinggir Danau Ranu Kumbolo, menyusuri sepanjang tepi danau untuk menuju ke base
camp Ranu Kumbolo.
Danau Ranu Kumbolo
Menjelang sore kami sudah berada di pinggir danau Ranu Kumbolo, danau seluas +/- 15 Ha ini terlihat jernih dan asri. Dengan ketinggian 2.389 dmpl, sore ini hawa terasa dingin sekali, namun tak sebanding dengan pemandangan yang terhampar luas dihadapan kami. Sebuah danau yang berada ditengah lembah yang asri dan hijau dikelilingi perbukitan dan gunung kecil, serasa mata ini tidak cukup untuk melihat semua keindahaannya.
![]() |
Menikmati Ranu Kumbolo gunung Semeru |
Melihat sekeliling kami di antara tenda – tenda, tampak shelter dengan bangunan permanen yang dilengkapi dengan Toilet kering untuk memenuhi hajat kebutuhan kami nantinya. Kami mendengar kabar bahwa tahun 2019 ini telah dibangun toilet basah dan kamar mandi untuk para pendaki disana. Bersebelahan dengan shelter tersebut terdapat warung kecil yang menyediakan makanan dan minuman hangat dengan harga yang cukup terjangkau.
![]() |
Bermalam di Ranu Kumbolo gunung Semeru |
Setelah
beristirahat sejenak dan memuaskan diri dengan menikmati indahnya danau Ranu
Kumbolo, kami segera mempersiapkan tenda dan keperluan untuk makan malam
sebelum hari menjadi gelap. Beberapa tenda kami dirikan melingkar sehingga kami
bisa memasak dan berkumpul makan bersama diantara tenda-tenda tersebut.
Matahari Terbit Di Ranu Kumbolo
Menjelang pagi, sebelum mentari menampakan wajahnya, kami menyiapkan minuman hangat untuk menghangatkan badan dan membangunkan semangat kami kembali. Udara diluar tenda Keluar dari tenda udara begitu dingin, suhu udara menjelang pagi bisa mencapai -5 C, yang membuat embun menjadi Kristal es diatas tenda dan rerumputan.
Tidak berselang berapa lama, yang kami nantikan dengan perjalanan panjang dan letih dari Base camp Ranu Pani ke Danau Ranu Kumbolo, akhirnya muncul dihadapan kami. Mentari terbit diantara 2 bukit diatas danau Ranu Kumbolo.
![]() |
Matahari terbit di Ranu Kumbolo |
![]() |
Pagi hari di Ranu Kumbolo Gunung Semeru |
Hari sudah menjelang siang, namun udara masih terasa
sedingin pagi tadi. Tidak lengkap rasanya jika menikmati danau ranu
Kumbolo, tanpa menikmati dari ketinggian Bukit Cinta, Bukit yang memiliki
cerita tersendiri mengapa disebut sebagai bukit Cinta. Cerita yang
beredar, konon apabila ada pasangan yang menapaki bukit cinta tanpa menengok
kebelakang, maka cinta dan hubungannya akan langgeng. Entah mulai kapan cerita
yang cenderung sebagai mitos ini mulai beredar. Maka kami melanjutkan langkah kami menuju bukit
Cinta, untuk menikmati indahnya Ranu Kumbolo dan sedikit menengok kearah puncak
Mahameru dari balik gunung Kepolo.
Bukit Cinta ini mempunyai kemiringan +/- 60 derajat dan beberapa jalan setapak yang menuju ke Oro Oro Ombo, merupakan jalur perlintasan untuk pendakian ke Gunung Semeru.
![]() |
Dari Ranu Kumbolo terlihat puncak Semeru |
Setelah mata ini dipuaskan dengan keindahan Danau Ranu
Kumbolo, maka kami segera makan pagi, mengumpulkan sampah dan menyiapkan
kantung sampah untuk perjalanan serta packing untuk melanjutkan perjalanan kami
menuju ke Ranu Pani dan pulang ke Denpasar. Terbayang esok hari sudah harus
melakukan aktivitas dan rutinitas kami. Rasanya enggan untuk meninggalkan
tempat terindah ini. Namun apapun itu, kami harus tetap melanjutkan perjalanan dan suatu saat nanti kami pasti akan kembali. Sampai Jumpa Lagi Ranu
Kumbolo.
No comments:
Post a Comment